Warnakata.com, Palembang – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek Wikan Sakarinto mengharapkan pendidikan Vokasi di seluruh Politeknik Pariwisata yang ada di Indonesia berbenah menghadapi situasi pandemik COVID-19. Menurutnya saat ini industri pariwisata harus cepat menyesuaikan diri agar dapat mematahkan stigma yang ada.
“Pariwisata itu cepat terkena dampak dari situasi pandemik, dan paling terakhir pulih. Tetapi itu bisa diantisipasi, apa pun bidangnya harus segera melakukan perubahan. Tak bisa menggunakan standar sebelum pandemik,” ungkap Wikan Sakarinto saat acara Dies Natalis Poltekpar Palembang ke-6, Rabu (27/4/2022).
Witan menilai, perubahan pola pariwisata harus dimulai dari SDM pariwisata yang ada. Untuk itu, Politeknik Pariwisata memiliki peran penting untuk mendukung agar proses transisi ke gaya pariwisata normal baru dapat terlaksana.
“Setelah pandemik dinamika pariwisata berubah. Karena karakter turis berubah. Tadinya suka kerumunan, sekarang private. Lebih suka staycation,” tutur dia.
Perubahan kurikulum pendidikan Politeknik Pariwisata tidak hanya bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan Pariwisata. Menurutnya penting dengan tujuan sistem pendidikan Link and Match dengan menggali kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja ke depan.
“Jika pola turis tidak ditanggapi dengan perubahan kurikulum tak berubah kan lucu. Untuk itu kita menawarkan seluruh Poltekpar berinovasi dalam kurikulum,” jelas dia.
Wikan menambahkan, saat ini Hard Skill harus turut dikembangkan berbarengan dengan memastikan soft skill, leadership, pengembangan karakter dan entrepreneur masuk dalam satu kurikulum. Sehingga para SDM Pariwisata tidak lagi masif sehingga terkesan hanya mencetak tukang.
“Kelas itu harus dibuat seperti industri beneran. Kampus pariwisata harus berbentuk hotel. Jadi mereka bisa praktek langsung. Dunia nyata dan kelas berbeda. Ilmu soft skill itu harus dipraktekkan,” tutur dia.
Senada, Direktur Poltekpar Palembang Zulkifli Harahap mengatakan, berinovasi dalam Pariwisata adalah hal mutlak. Pihaknya telah menyusun skema terbaru untuk kurikulum Pariwisata dengan mengusung Inovasi untuk Pariwisata Indonesia.
“Soal kurikulum baru, kami sedang bahas dengan senat. Membangun pariwisata adalah hal mutlak bagi mahasiswa. Inovasi perlu dilakukan karena institusi juga menciptakan tenaga pendidik yang akan memberikan bekal kepada mahasiswa,” tutur dia.
Zulkifli pun menilai, apa yang mereka lakukan sudah sejalan dengan keinginan Poltekpar Palembang. Pihaknya meyakini akan benar-benar membentuk soft skill lewat learning by doing.
“Harapannya learning procces dan perubahan pariwisata setelah pandemik inilah yang akan kita lakukan untuk menyiapkan generasi masa depan yang siap beradaptasi,” tutup dia.