Warnakata.com, Palembang — Masa kepemimpinan Harnojoyo dan Fitrianti Agustinda akan berakhir 2023. Selama 4 tahun terakhir ini, gambaran perjalanannya digambarkan ke dalam sebuah komik.
Cerita bergambar dengan tokoh utamanya Walikota Palembang ini merangkum perjalanan Walikota Palembang Harnojoyo membangun kota yang memiliki sejarah pada kerajaan sriwijaya tempo dulu.
Restorasi Sungai Sekanak Lambidaro menjadi salah satu gambaran pembangunan yang dilakukan di masa kepemimpinan Harnojoyo. Perubahan yang terlihat di setiap sudut kota, restorasi anak sungai tampil sebagai wajah cantik salah satu icon destinasi wisata wong kito.
Hal inilah yang menjadi intisari cerita yang diangkat serta dituangkan dalam bentuk komik yang berjudul Perancangan Pembangunan Kota Kito (Mang Pedo).
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang Ratu Dewa menyebut, ini sebuah cerita pertama kali yang dibuat dalam bentuk seri bergambar atau komik. Di mana masa visi misi kinerja Palembang Emas Darussalam dituangkan dalam bentuk cerita ringan.
“Isinya mengenai perencanaan pembangunan, serta konsep kinerja selama 4 tahun terakhir diperiode terakhir bersama Ibu Wakil Walikota,” katanya, Senin (31/10).
Menurut Ratu Dewa, bahasa yang disajikan dalam komik itupun sangat mudah dicerna dan ada seni karikaturnya sehingga menambah daya tari sendiri dalam membacanya.
“Untuk pendistribusiannya sendiri nantinya agar bisa diakses dengan cepat mungkin bisa dicetak dalam bentuk digital agar bisa dinikmati oleh pembaca. Untuk biaya cetaknya sendiri bukan berasal dari APBD,” katanya
Komik ini tidak hanya memberikan informasi tetapi juga berisi kritikan dan kelakar yang sehat serta merangkum sinergi perencanaan dan keberhasilan pembangunan di Kota Palembang. Perlu digarisbawahi bahwa keberhasilan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari kualitas perencanaan.
Kepala Bapeda Kota Palembang Harrey Hadi menambahkan, pembuatan komik itu murni ide dari Bapeda.
“Alasan mengapa kita menginginkan dimasa kedua periode Pak Wali kita jadikan ceritakan dalam bentuk Komik karena banyak sekali pembangunan serta program-program yang sayang dilewatkan,” katanya.
Buku komik yang memiliki 60 halaman ini, diselesaikan selama waktu 6 bulan lamanya.
“Kita wujudkan semua kedalam bentuk cerita. Konsepnya hasil diskusi bersama editor kemudian penaskahaan ceritanya. Untuk tebalnya hanya 60 lembar kemudian cetakannya terbatas hanya kita edarkan ke setiap OPD,” ujarnya.